Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 17 Juli 2011

Cerita Makan


Abang: Neng makan ga dikunyah ya?
Neng: Dikunyah.
Abang: Kok cepet banget sih? Kita kan makan bareng, abang aja belom abis nih.
Neng: Gigi abang lelet ya?!
Abang: ...

CANTIK-BODOH vs JELEK-CERDAS


Seseorang pernah mengajukan sebuah pertanyaan ke saya.
“Kalau disuruh milih, kamu lebih milih mana:

Dilahirin sebagai perempuan CANTIK tapi BODOH
atau
sebagai perempuan JELEK tapi CERDAS?”

Spontan saya jawab “JELEK tapi CERDAS”.
Orang tersebut menyanggah, “Menurut saya kalau untuk perempuan sih mendingan CANTIK tapi BODOH. Karena pada kenyataannya direktur-direktur perusahaan lebih banyak yang menerima perempuan-perempuan CANTIK yang GA CERDAS ketimbang yang JELEK walaupun CERDAS.”

Haha. Pernyataan yang menurut saya hanya mengandalkan pandangan yang terlalu sempit dan dangkal dan tidak disertai keakuratan data secara statistik.

Mungkin benar sebagian pekerjaan membutuhkan kecantikan dan kemolekan tubuh tanpa perlu otak yang cerdas atau pendidikan akademis yang tinggi. Contoh: Model, Peragawati, Artis, Bintang Film,dll.
Atau mungkin pekerjaan seperti Sekretaris, tapi itupun menurut saya menjadi seorang Sekretaris pun juga harus perlu kepiawaian manajemen dan administrasi.

Kasarnya nih, menurut saya, perempuan CANTIK tapi BODOH sangat mudah dipermainkan oleh para lelaki hidung belang. Ga sedikit pada akhirnya perempuan-perempuan CANTIK yang BODOH itu hanya menjadi korban laki-laki yang setelah ‘manis’-nya dihisap, ‘ampas’nya dibuang.

Tapi kalo perempuan CERDAS, mau se-JELEK apapun, dia tau strategi untuk menjadi someone. Perempuan CERDAS tau bahwa penampilan itu memang penting, tapi bukan segalanya. Ada beberapa hal yang ga bisa dinilai hanya melalui first impression yang hanya mengandalkan mata, tapi juga melalui second, third, fourth, fifth, and uncounted impression yang turut mengandalkan perasaan, ketertarikan, kenyamanan, dan ke-klop-an.
Perempuan CERDAS punya harga diri untuk ga bisa dibodohin siapapun, ga bisa ada yang mempermainkan, dan ga mau cuma jadi ‘boneka’ para lelaki, tapi… perempuan CERDAS akan menyanggupi kalo menjadi partner para lelaki.

Perempuan CERDAS tahu bahwa ke-CANTIK-an is not everything and there’s so much things above it.

Perempuan CERDAS paham bahwa ke-CANTIK-an itu tidaklah abadi. Ia paham bahwa semakin bertambahnya usia, semakin bertambahnya kerutan di wajah, semakin membesarnya kantung mata, semakin rapuhnya tulang, maka ke-CANTIK-an pun akan semakin pudar.
Tapi ke-CERDAS-an tidak akan larut oleh apapun. Justru, semakin tua seorang perempuan, semakin banyak pengalaman dan wawasan, maka ke-CERDAS-annya pun akan semakin terasah.

Perempuan JELEK tapi CERDAS tahu bagaimana cara untuk menjadi CANTIK
sebaliknya
perempuan CANTIK tapi BODOH tidak tahu bagaimana cara untuk menjadi CERDAS

R. A. Kartini ketika meneriakkan gerakan emansipasi bukan untuk memperjuangkan ke-CANTIK-an, tapi ke-CERDAS-an perempuan.

Seorang teman menanggapi:
“Kalo JELEK tapi CERDAS mah bisa dandan atau operasi plastik. Kalo CANTIK tapi BODOH, emang bisa operasi otak???”

Sabtu, 16 Juli 2011

Rekan Ga Sehati

Kadang-kadang, di suatu tempat di mana kita harusnya bisa menyatu untuk menjadi suatu tim, selalu ada suatu waktu di mana muncul konflik, di mana kita ga sehati sama rekan satu tim, di mana kita ngerasa sebel dan ngerasa seharusnya kita ga di sini, seharusnya kita ada di sana, seharusnya kita jadi orang lain dengan tempat yang lebih baik menurut kita, seharusnya orang itu ngerasain apa yang kita rasain.

Tapi kalo ga ada konflik ga asik. Hidup ga berwarna. Ga ada pengalaman. Ga ada yang bisa diceritain ke orang. Ga ada wawasan yang bisa kita dapet. Kayaknya jalan tuh luruuuuuusssss aja. Sama sekali ga ada liku-likunya. Padahal liku-liku itu yang bikin asik. Kayak kalo kita main seluncuran di wahana air waterboom atau dufan. Pasti lebih tertarik sama yang berliku-liku. Karena biasanya yang liku-liku lintasannya dibuat lebih panjang atau lebih tinggi. Jadi lebih memancing adrenalin. Kalo yang lurus, apalagi yang lintasannya pendek, biasanya jadi sasaran anak-anak yang ga berani sama yang lintasan liku-liku.

Yang jelas karena konflik ini kita jadi tau kalo semua orang punya pikiran beda, sikap beda, psikisnya beda. Ada yang menyenangkan, ada yang nyebelin naujubilah. Ada yang klop sama kita, ada yang ga nyambung sama sekali. Jadi dibutuhin juga pikiran yang jernih dan kebijaksanaan dari kita mau bagaimana. Sebagian orang mungkin memilih emosi. Tapi itu ga akan nyelesaiin masalah kalo ga ada tindak lanjut. Makanya buat saya pribadi mendingan talk less do more aja deh. Kalo ada yang nyebelin ya diemin aja. Yang jelas kita udah ngelakuin yang bener dan sesuai sama apa yang seharusnya. Kalo emang udah waktunya kita ngomong, ya harus ngomong. Karena kita pun juga ga bisa diem terus-terusan. Yakin deh, setiap orang yang bener pasti bakal ada yang belain. Setidaknya Allah ga bakal berdiam diri ngeliat salah satu insanNya dizholimin.Tapi harus diinget juga kalo 'ngomong' yang dimaksud bukan 'ngomong' yang menggebu-gebu, pake intonasi tinggi, dan malah dijadiin ajang kesempatan buat caci-maki. Apalagi kalo ngomongnya ga ada bukti. Udah gitu pake acara pasang status di social network, ngetwat-ngetwit sana-sini no mention, ngeluh-ngeluh tentang orang-orang yang pengen banget kita tendang pantatnya. Ga kayak gitu! Itu mah banci! Persis cewek A Be Ge yang lagi sebel-sebelan sama cewek gank sebelah. Malah bisa-bisa kita yang dicap labil. Yang dibutuhin itu adalah ngomong yang disertai ketenangan plus kasih bukti-bukti kalo apa yang kita omongin dan kita lakuin selama ini benar.

Kalo masih ga mempan juga, wallahu alam. Mungkin Allah emang lagi ngasih ujian buat kita untuk masuk ke tahap kehidupan yang levelnya lebih tinggi. Yang penting harus selalu kita inget, setiap orang yang nyebelin ga selamanya selalu ada di posisi enak. Cepat atau lambat, mereka bakal kena getahnya.

Minggu, 03 Juli 2011

Menjadi Orang Cerdas

Seseorang yang cerdas, seharusnya mengerti bagaimana seharusnya bertindak. Segala sesuatunya dipertimbangkan masak-masak dan diperhitungkan sebab-akibatnya.

Seseorang yang cerdas seharusnya berusaha untuk mencegah kerugian untuk mendatangkan manfaat.

Seseorang yang cerdas seharusnya mampu menata tutur katanya, menjalin komunikasi yang baik dengan kawan, dan memperlihatkan kewibawaan dengan lawan.

Seseorang yang cerdas seharusnya memiliki pemikiran yang unik dan berbeda, TANPA dirinya pun merasa berbeda.

Seseorang yang cerdas seharusnya TIDAK memiliki sifat SOMBONG, dan tidak pernah merasa bangga akan kelebihannya. Namun senantiasa ingat bahwa itu adalah anugerah yang dititipkan Tuhan kepadanya.

Seseorang yang cerdas seharusnya tahu bahwa gajah di pelupuk mata seharusnya lebih terlihat mata daripada semut di ujung jalan.

Seseorang yang cerdas seharusnya tahu bahwa manusia sebagai makhluk sosial butuh orang lain untuk hidup. Jadi untuk apa merepotkan diri mencari musuh!

Seseorang yang cerdas seharusnya tahu bahwa kecerdasan tidak diukur dari IQ tinggi semata, tapi juga melalui kepribadian dan akhlak.

Jadi kawan, berpikirlah secara cerdas, bertutur kata secara cerdas, berhati cerdas, dan berprilaku cerdas :)