Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Sharing Knowledge. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sharing Knowledge. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 September 2017

Pengalaman Pertama ke GATF - Harga Tiket dan Penentuan Tanggal

Melanjutkan postingan sebelumnya, saya masih kepengen bahas pengalaman saya ke GATF kemarin. Jujur saja perburuan tiket saya kali ini dibantu oleh salah seorang teman saya yang merupakan pegawai Garuda. Dia banyak membantu memberikan saya informasi soal penentuan tanggal dan membantu pada saat proses booking tiket sampai dengan tiket saya di-issued.

Berdasarkan informasinya, saya baru tau kalo ternyata tiket pesawat itu beda harganya tergantung dari jenis kelasnya yang dibagi sebagai berikut:

KATEGORI
KELAS
RATE
Economy
Y
Highest of all category
Economy
B

Economy
M

Economy
K

Economy
N

Economy Promo
Q

Economy Promo
T

Economy Promo
V

Super Saving Economy
S

Super Saving Economy
H

Super Saving Economy
L
Lowest of all category

Tabel di atas itu untuk tiket ekonomi standar di luar kategori First Class dan Business Class. Menilik dari tabel, yang paling atas adalah kelas tiket yang harganya paling tinggi, dan yang paling bawah adalah yang harganya paling rendah. Untuk kelas tiket dengan kategori Economy (Y, B, M, K, N) adalah harga tiket ekonomi normal tanpa promo/potongan/diskon apapun. Sedangkan kategori Economy Promo (Q, T, V) adalah harga tiket ekonomi normal yang didiskon/sedang promo seperti pada saat GATF ini. Kategori Super Saving Economy (S, H, L) adalah harga tiket spesial pada saat event promo, seperti pada jam-jam Happy Hours di GATF ini. Artinya harga tiket yang sudah promo kemudian didiskon kembali. Dan yang terendah dan paling banyak diincar dari itu semua tentunya tiket pesawat kelas L.

Lho kok dari masing-masing kategori itu masih ada pembagian kelas lagi sih?

Iya, karena semuanya ditentukan oleh tanggal keberangkatan. Untuk tiket-tiket keberangkatan bertepatan pada saat high season tentunya harganya lebih mahal daripada yang low season. Bisa ditebak, high season adalah musim liburan atau terdapat event khusus di tempat tujuan kita, atau sedang musim khusus yang dinantikan seperti pada saat musim semi. Makanya di sini kita mesti pintar-pintar cari tanggal.

Tips mencari tanggal supaya bisa dapet tiket termurah promo GATF adalah, cari tanggal yang jauh-jauh dari hari libur. Weekend, Jumat, tanggal merah, hari kejepit, dan H-1 sebelum hari libur adalah tanggal-tanggal yang harus dihindari. Selama GATF proses saya menentukan tanggal memakan waktu hampir 1 jam. Sebenernya saya sendiri sudah menyiapkan 6 opsi tanggal PP tapi sayangnya semuanya ada saja yang bentrok dengan hari libur, atau hari kejepit. Jadi saya tidak bisa mendapatkan tiket kelas L. Setelah berkali-kali ganti tanggal akhirnya dapet juga tanggal dengan harga tiket kelas L ke Korea PP sebesar Rp 4.6jt :)
*sujud syukur*

Btw, seorang temen kantor saya -sebut saja dia Rara, dan memang nama sebenarnya- di GATF Maret 2017 lalu berhasil dapet tiket PP ke Korea Rp 3.7jt aja! Sedangkan saya di GATF September ini dapetnya Rp 4.6jt. Infonya sih, memang GATF kali ini harganya lebih mahal dibandingin yang lalu. Saya gak tau juga kenapa.

Oiya, jika kita males atau gak sempet ke GATF, gak perlu dateng ke GATF buat dapetin tiket. Berdasarkan pengalaman sepupunya temen, cukup menghubungi travel agent yang menjadi peserta GATF 1-2 hari sebelum GATF dimulai. Kemudian lakukan prebooking tiket dengan memberikan nama sesuai paspor dan tanggal keberangkatan sekaligus pulang. Jangan lupa minta booking Happy Hours juga. Pada hari pertama GATF hubungi kembali si travel agent untuk proses selanjutnya. Cuma kalo kita pengen dapetin cashback sih gak bisa pake cara ini. Harus dateng langsung.

Selanjutnya mengenai ketentuan masa tinggal. Saya pernah blogwalking dan ada blogger yang menuliskan masa tinggal di negara Asia yang hanya 7 hari. Namun ada juga yang berpendapat bahwa hal tersebut tergantung dengan ketentuan visa yang kita dapatkan. Alhamdulillah saya mendapat pencerahan dari teman saya yang kerja di Garuda. Menurutnya salah 1 poin ketentuan pembelian tiket GATF adalah jarak antara tanggal keberangkatan dan tanggal pulang yang sudah ditentukan pihak maskapai. Tentunya hal inilah yang menentukan masa liburan kita di negara tujuan. Berikut info yang saya dapatkan:

RUTE INTERNASIONAL
LAMA HARI
Singapura
7
Kuala Lumpur
7
Bangkok
7
Mumbai
7
Hongkong
14
Guangzhou
14
Beijing
14
Shanghai
14
Chengdu
14
Tokyo
14
Osaka
14
Seoul
14
Sydney
14
Melbourne
14
Perth
14
Amsterdam
21
London
21

Dari tabel di atas, kira-kira contohnya kayak gini. Misal saya mau ke Melbourne. Antara tanggal keberangkatan yang saya pesan dengan tanggal kepulangan saya adalah 14 hari. Walaupun saya dapet visa 30 hari, tetap saja sesuai ketentuan pemesanan tiket pulang dan pergi pada saat GATF adalah 14 hari. Kalo diperhatikan, makin mahal harga tiket suatu rute, makin lama waktu penerbangan yang dibutuhkan, maka makin lama pula masa tinggal yang didapat. Yang jelas, hal di atas hanya berlaku untuk pembelian tiket rute internasional, dan tidak berlaku untuk rute domestik. Yaiyalah masa di negara sendiri dibatesin :)

Pengalaman Pertama Ke GATF - Kententuan Cashback

Kemarin, 22 September 2017, untuk pertama kalinya saya datang ke GATF di JCC. Tujuan saya jelas: beli tiket pesawat ke Korea semurah-murahnya!

Seperti halnya GATF sebelumnya yang bekerja sama dengan BNI, GATF kali ini menawarkan promo cashback sampai dengan Rp 1.5jt bagi pemegang Kartu Kredit BNI Premium dan Rp 1jt bagi pemegang Kartu Debit BNI Garuda. Berikut ketentuannya yang saya contek dari visitor's guide GATF 2017 Fase 2 (22-24 September 2017):

A. Cashback Kartu Kredit BNI Premium
1.     Kartu kredit yang bisa dapet cashback adalah:
-         Kartu Kredit Garuda BNI Platinum dan Signature
-         Kartu Kredit BNI Platinum
-         Kartu Kredit BNI Infinite
*gak berlaku buat Kartu Kredit iB Hasanah Card dan Corporate Card
2.     Ada 275 gelang cashback/hari/nama nasabah untuk 550 tiket PP;
3.  Kalau mau dapet gelang cashback kita harus antri dulu di BNI Ticket Box yang mana orang-orang udah pada mulai antri dari Subuh, padahal pintu JCC baru buka jam 9 pagi) dengan nunjukin KTP/SIM/Paspor asli yang masih berlaku (bukan fotocopy atau foto di HP);
4.    1 orang pemegang Kartu Kredit hanya berhak mendapatkan 1 gelang cashback dan hanya berlaku di hari yang sama;
5.    1 gelang cashback hanya untuk maksimal 2 tiket PP (harus PP, gak boleh one way dan bukan paket tur);
6.  Total transaksi di sales draft harus sesuai dengan total transaksi pada bukti pembelian/invoice/print out ticket;
7.    Pemegang Kartu Kredit harus bertransaksi di Travel Agent peserta GATF selama event berlangsung;
8.  Cashback dapat diklaim melalui Redemption Booth dengan membawa gelang cashback, Kartu Kredit, dan bukti pembelian. Gelang gak boleh dalam keadaan rusak atau dilepas;
9.   Nama pada Kartu Kredit harus sama dengan KTP/SIM/Paspor asli (tidak boleh diwakilkan);
10. Pemegang Kartu Kredit gak harus ikut dalam perjalanan. Jadi misalkan saya punya kartu kredit BNI dan beli tiket buat bapak ibu saya, terus saya claim cashback, itu boleh. Asal yang antri dan urus semua pembelian tiket saya sendiri;
11. Besarnya cashback adalah sebagai berikut:
Harga Tiket/Rute
Cashback
Kuota/Hari
≥ Rp 4.000.000,- (Internasional)
Rp 1.500.000,-
50
< Rp 4.000.000 (Internasional)
Rp 650.000,-
150
Domestik
Rp 500.000,-
300
Jakarta Singapura
Rp 950.000,-
50

12. Apabila kuota cashback tertinggi habis, maka pemegang gelang selanjutnya akan dapet cashback dengan tiering berikutnya (kecuali Jakarta-Singapura);
13. Cashback akan dikreditkan ke tagihan Kartu Kredit paling lambat 1.5 bulan setelah transaksi;
14. Promo ini gak berlaku pada saat blackout date. Kita bisa tanya travel agent kapan aja black out date;
15. Promo harga tiket serendah-rendahnya ada pada saat Happy Hours yaitu pada jam 10.00-13.00 dan 16.00-18.00;
16. Syarat dan ketentuan lain yang bisa ditanyakan pada travel agent.

B. Cashback Kartu Debit BNI Garuda
1.     Kartu debit yang bisa dapet cashback adalah kartu debit BNI Garuda saja;
2.     Ada 500 cashback/hari untuk pemegang Kartu Debit BNI Garuda;
3.  Pemegang Kartu Debit BNI Garuda gak perlu ngantri di BNI Ticket Box dan gak perlu pake gelang cashback;
4.   1 orang pemegang Kartu Debit BNI Garuda berhak mendapatkan cashback untuk nominal transaksi sesuai dengan tiering program (berlaku penggabungan struk);
5.     Struk yang berlaku adalah struk transaksi di atas jam 10.30 WIB;
6.  Pemegang Kartu Debit BNI Garuda harus bertransaksi di Travel Agent peserta GATF selama event berlangsung tidak terbatas pada pembelian tiket saja, namun juga include pembelian paket tur, koper, merchandise, dll;
7.     Cashback berlaku untuk kelipatan transaksi dengan maksimum 2x/kartu/hari;
8.  Cashback dapat diklaim setelah pembelian melalui Redemption Counter Kartu Debit dengan membawa struk transaksi, nota pembelian, e-ticket, dan bukti pembelian lainnya;
9. Pelayanan cashback di redemption counter Kartu Debit sesuai dengan antrian barisan yang lebih dulu melengkapi persyaratan yang diminta;
10. Nama pada Kartu Debit harus sama dengan KTP/SIM/Paspor asli (tidak boleh diwakilkan)
11. Pemegang Kartu Debit BNI Garuda gak harus ikut dalam perjalanan;
12. Besarnya cashback adalah sebagai berikut:
Nilai Transaksi
Cashback
Kuota/Hari
≥ Rp 5.000.000,-
Rp 1.000.000,-
150
≥ Rp 3.000.000,-
Rp 500.000,-
350

13. Apabila kuota cashback tertinggi habis, maka yang selanjutnya akan dapet cashback dengan tiering berikutnya;
14. Cashback akan dikreditkan ke rekening nasabah paling lambat 1.5 bulan setelah event GATF berakhir.

C. Cashback Kartu Kredit BNI Syariah iB Hasanah Card
Sesungguhnya ini gak ada di brosur visitor’s guide jadi saya nulis ini berdasarkan pengalaman pribadi sebagai pengguna iB Hasanah Card.
1.     Jenis kartu kredit yang bisa dapet cashback adalah iB Hasanah Card jenis apapun (Classic, Gold, Platinum);
2.     Tidak perlu menggunakan gelang cashback dan tidak perlu antri di booth manapun;
3.     Untuk claim cashback tidak perlu mengantri di booth/counter manapun;
4.  Data penerima cashback akan ditarik secara otomatis by system dan akan dikreditkan ke tagihan kartu kredit iB Hasanah Card max 1 bulan setelah transaksi;
5.     Pemegang Kartu Kredit iB Hasanah Card gak harus ikut dalam perjalanan;
6.  Besarnya cashback adalah sebesar 10% untuk setiap transaksi minimum Rp 1jt dengan max cashback sebesar Rp 300rb. Maksudnya kalo saya transaksi Rp 2jt maka saya dapet cashback 10% yaitu Rp 200rb Tapi kalo saya transaksi Rp 4jt maka saya dapet cashback hanya Rp 300rb bukan Rp 400rb. Karena sesuai ketentuan cashback maksimum hanya sampai dengan Rp 300rb.
7.     Cicilan 0% selama 6 bulan atau 12 bulan untuk transaksi di atas Rp 3jt.
Seluruh transaksi pembelian tiket pesawat hanya dilayani oleh travel agent bukan dengan pihak Garuda karena pihak Garuda sendiri sudah menyerahkan seluruhnya kepada travel agent yang menjadi peserta event. Booth Garuda hanya melayani pembuatan Garuda Miles dan redeem point Garuda Miles atau hal-hal lain di luar pembelian tiket.

Terus kalo gak punya kartu kredit BNI Premium atau kartu debit BNI Garuda atau iB Hasanah Card gimana?

Tetap bisa membeli tiket dengan harga promo pada saat Happy Hours secara cash namun tidak bisa mendapatkan cashback. Sebagai contoh, harga tiket pesawat termurah ke Korea PP pada saat Happy Hours adalah Rp 4.6jt. Kalo kita bisa dapetin cashback kartu kredit BNI Premium, harganya Rp 2.9jt PP!!

Btw, saya mau ulang lagi akh. Harga tiket pesawat termurah ke Korea PP pada saat Happy Hours adalah Rp 4.6jt. Kata “termurah” di situ artinya itu adalah belom tentu kita bisa dapet harga Rp 4.6jt even pada saat Happy Hours. Untuk selengkapnya saya akan bahas ini di postingan berikutnya.

Rabu, 24 Oktober 2012

Operasi ke-2 di 2012

Seumur-umur baru kali ini ngerasain operasi 2x dalam setahun! Setelah ngalamin operasi gigi bungsu yang masuk kategori operasi kecil, sekarang saya harus ngalamin operasi tumor jaringan lunak yang masuk kategori operasi sedang.

Jadi ceritanya, dari kecil itu saya punya semacam daging tumbuh alias kutil kalo bahasa kerennya. Letaknya ada di antara ketiak sama payudara. Sebenernya dari dulu udah disuruh buang sama nyokap, tapi eyke ga mau bo! Akoh takoooootttttt!!! Lagian saya juga ga ngerasa keganggu dan kayaknya emang itu cuma kutil biasa. Eh tapi kok ya lama-lama suka gatel gitu. Dan semakin bertambahnya usia, bertambah besar dan tinggi badan, si kutil tuh ikut-ikutan nambah gede doong!

Si ibu pernah cerita waktu kecil beliau juga punya kutil di tangan. Terus dengan pasrahnya dibuang sama yangkung dengan cara DIGUNTING gitu aja dong pake gunting kertas biasa. Setiap kali numbuh, gunting, numbuh, gunting, sampe lama-lama kutilnya ga numbuh-numbuh lagi. Idiiiih! Amit-amit deh gue mah ogah begitu!

Nah, sekian lama berselang sebenernya pertumbuhan kutil saya ini bisa dikatakan sedikit dan paling-paling cuma gatel-gatel doang, itupun ga sering. Cumaaaann.. Beberapa minggu terakhir ini kok ya saya ngerasain sakit di bagian kutil itu. Rasanya perih atau nyut-nyutan. Biasanya saya ngalamin pas lagi desek-desekan di kereta. Jadi takut doong saya tuh kutil berubah ganas. Langsunglah lapor ke ibu dan periksa ke rumah sakit. Karena selama ini suka saya cuekkin, jadi kan saya ga merhatiin ya kutil saya itu sekarang bentuknya gimana. Eh kok ya makin gede. Hiiiii..

Awalnya saya ke poliklinik umum dulu karena ga tau mesti ke bagian mana meriksanya. Pas dicek dokternya ternyata dia menyarankan untuk periksa ke poli bedah. Waktu saya minta surat rujukan dokter, kata dokter umumnya ga pake juga ga apa-apa. Et dah, ini mah sama aja saya 'nyumbang' duit ke poli umumnya. Karena waktu itu udah kemaleman dan poli bedahnya tutup, saya baru periksa ke poli bedah besoknya. Sebelumnya kata dokter umumnya, pertumbuhan kutil saya itu diakibatkan hormon.

Besoknya sepulang kantor, saya langsung periksa ke poli bedah. Awalnya kan yang meriksa susternya dulu ya, ngecek kesehatan saya secara umum. Eh dari tempat duduknya yang agak jauh dari tempat saya diperiksa, si dokter bedahnya bilang "Itu udah keliatan tuh dari sini."
Terus kenapa dok kalo keliatan? Si dokter pun nanya-nanya apa saya ngerasa gatel, pernah berdarah, dan pernah berubah warna gak? Saya jawab, cuma gatel-gatel aja dan akhir-akhir ini suka tiba-tiba sakit selama beberapa detik tapi abis itu ilang lagi.
Kata dokternya, kutil saya itu udah masuk kategori tumor. Soalnya warnanya hitam dan gatel. Untungnya belum berubah jadi ganas. Katanya kalo sebelumnya kutilnya itu berubah warna atau pernah berdarah itu udah masuk kategori ganas. Hiiiii..

Yaudahlahya, segera dibuang aja. Kata dokter mesti operasi dan pake acara rawat inap, karena saya harus dibius total buat ngebersihin ni tumor sampe ke akar-akarnya. Setelahnya saya ke bagian administrasi buat register operasi dan kamar rawat inapnya. Saya dijelaskan tentang biaya-biaya yang akan keluar. Dengan kamar kelas 3 (1 kamar isi 6 orang), total biaya yang keluar sekitar Rp 7,5jt belum termasuk obat-obatan dan konsultasi dokter. Mahaaaalll!! Aduh eyke mau kawin butuh duit banyak, udah irit-irit ga ngehedon sama bawa bekel dari rumah setiap hari ke kantor, ini malah jadi ngeluarin duit buat rumah sakit! Berdoa semoga biaya-biayanya bisa ditanggung sama asuransi kantor. Tauk dah nih plafon saya udah mencapai batas apa belum. Alhamdulillah ortu nyanggupin buat bayarin seandainya ternyata biaya rumah sakitnya ga tercover sama asuransi kantor saya.

Baru tau juga ternyata kalo pake asuransi apa engga itu biayanya beda :P. Kalo pake jaminan/asuransi, harganya lebih mahal. Kalo yang saya liat di daftar harganya sih beda sekitar Rp 300ribuan. Lumayan bo' buat bikin souvenir/undangan (dilema calon pengantin).

Terus buat ngecek kesehatan pra-operasi, saya mesti cek lab (darah+urine) dan radiologi alias rontgen. Hasilnya, Hb saya rendah. Dari normalnya 12, saya cuma 10. Kata dokter, Hb rendah menyebabkan penderita cepat ngantuk dan mudah lelah. Pantes aja eyke suka ngantuk waktu kuliah. Hehe.. (mencari pembenaran IPK kecil). Pas kerja aja saya masih suka ngantuk.
Pas konsul anestesi, dikasih tau kalo kesehatan saya secara keluruhan baik dan siap operasi. Palingan abis operasi saya bakalan ngerasa capek luar biasa. Kata dokter anestesinya, sebenernya kelar operasi bisa langsung pulang. Tapi tergantung dari kondisi pasien juga. Biasanya sih si pasien dirawat inap paling ga 1 hari. Untuk pemulihan luka bekas operasi antara 3-5 hari.

Kan saya cerita tuh ya besoknya ke temen-temen sedivisi saya di kantor. Kata salah satu temen saya, dulu adeknya juga kayak gitu. Ada daging tumbuh di deket payudara dia. Katanya itu diakibatkan oleh hormon yang terlalu subur, sehingga menyebabkan kista. Kista bentuknya macem-macem. Bisa nyerang ovarium atau bisa tumbuh di bagian tubuh lain, misalnya kayak daging tumbuh yang ada pada saya ini. Dan untuk ngatasinnya sebenernya gampang, yaitu: cepetan kawin!!

Kalo saya pikir-pikir iya juga ya. Saya pertama kali haid waktu naik kelas 4 SD dan belum genap 9 tahun waktu itu, kecepetan buat anak perempuan haid apalagi waktu itu masih tahun 90an (katanya sih kalo sekarang udah banyak anak umur 8-9 tahun haid). Terus haid saya langsung lancar tiap bulannya. Mungkin karena saya terlalu subur, mungkin sampai umur tertentu hormon saya 'minta' dimanfaatkan untuk hal lain, misalkan hamil. Makanya tiba-tiba aja kutil saya malah jadi nambah gede dan suka sakit akhir-akhir ini.
Yah, emang udah disuruh kawin kali ya sama Tuhan. Hehehehehehe..

Sabtu, 31 Maret 2012

Singapore - ed. II


5.       Akomodasi
Kontinyuan, halah, lanjutan dari post tentang jalan-jalan di Singapur part 1, perlu diperhatikan di mana kita akan bobo alias tempat menginap. Untuk hotel berbudget rendah khusus para backpacker, biasa disebut dengan hostel, bisa dicari di situs www.hostels.com atau situs-situs informasi hostel lainnya.
Semakin banyak yang nginep dalam satu kamar, harganya makin murah. Biasanya hostel-hostel tersebut menyediakan kamar untuk 2-6 orang. Bahkan ada juga hostel yang menyediakan kamar yang bisa memuat sampai 8 atau bahkan 16 orang. Biasanya yang bisa muat banyak orang jenis kamarnya sharing dengan sesama backpacker lain yang ingin menginap. Kesempatan ini cocok banget buat orang-orang yang demen menjalin pertemanan sama orang-orang luar dan ga risih untuk berbagi kamar with unknown person. Kekurangannya, mungkin karena kita belum kenal sebelumnya, kita harus lebih ekstra hati-hati dengan keamanan barang bawaan dan diri kita.
Tips dari saya dalam mencari hostel, kita searching dulu informasi harga kamar via internet. Terus kita tentuin budget  maksimum kita untuk nginep berapa. Saya ngerti banget kalo setiap orang pasti nyari harga yang paling murah. Tapi biasanya yang paling murah kalo ga udah full-booked, yang tersisa biasanya yang fasilitasnya kurang oke atau agak jauh aksesnya, entah dari pusat kota atau akses ke stasiun MRT.
Teruusss.. kalo bisa cari hostel yang lokasinya ga terlalu jauh dari pusat kota atau setidaknya gampang aksesnya. Karena kalo harganya murah tapi jauh dari pusat kota, apalagi akses ke MRT sulit, sama aja jatohnya harganya mehel!
Waktu ke Singapur lalu, saya dkk menyewa sebuah kamar di hostel Mitraa Inn yang kami dapat dari situs www.hostels.com. Lokasi hostel Mitraa Inn ini di Serangoon Road, deket sama Mustafa Center. Deket sama 2 stasiun MRT: Farrer Park dan Boon Keng, jauh lebih deket Farrer Park sebenernya. Kalo sama Farrer Park MRT jaraknya sekitar 5-10 menit jalan kaki, kalo dari Boon Keng MRT sekitar 15-20 menit jalan kaki.
Buat booking ada DP-nya sekitar 10% dari harganya. Waktu November 2011 lalu harga untuk 1 kamar berisi 4 orang buat 2 malem, harganya 29 SGD per orang per malem. Berarti kalo di-rupiah-in sekitar Rp 205.900/orang/malem. Lumayan banget buat ukuran penginapan yang nyaman banget, kamar mandi dalem, bersih pula, cold and hot water.
Bandingin sama hotel-hotel kalo mudik ke Jawa dengan harga yang sama. Udah kotor, dapetnya kipas angin, keliatan jarang dibersihin, banyak kutu bangsatnya di kursi sama di kasur, bikin saya lebih milih tidur di mobil (ini serius, saya pernah ngalamin!).
Selain itu kita juga dapet sarapan gratis, tapi tentunya self-serviced. Buat sarapan ada roti tawar dan berbagai macam selai (coklat atau kacang), disediain pemanggang roti juga kalo mau roti bakar, terus yang pengen bikin kopi atau teh juga disediain plus gula pasir sama air panasnya. Kadang-kadang kami pake air panasnya buat bikin pop mie.
Hostel ini juga menyediakan wi-fi gratis, dan buat yang ga punya elektronik buat online, di lobby sempit yang mirip kayak ruang tamu ada fasilitas internet yang –sayangnya- bayar 3 SGD per jam.
Sebenernya buat ukuran hostel, masih banyak hostel yang lebih murah. Tapi berdasarkan pengalaman, kami merekomendasikan hostel ini karena harganya yang masih dalam kategori murah tapi bisa dapet pelayanan maksimum dan fasilitasnya pun oke.

6.       Makanan
Buat yang muslim, be careful banget deh kalo soal makanan, terutama di kawasan yang banyak orang Chinese kayak Chinatown, soalnya banyak babi! Harus liat-liat ada label ‘halal’ apa engga. Selama di sana sih, kami nyari restoran India. Karena selain orang India di sana banyak yang muslim juga, rasa makanannya pun ga jauh beda. Masakan khas India adalah kari, dan bumbu masakannya ini hampir mirip sama taste-nya Indonesia, walaupun bagi saya kari India lebih tajam dan khas banget India-nya. Soal harga, makanan India pun jauh lebih murah. Berkisar 4-7 SGD buat sekali makan dengan porsi standar (kalo di Indonesia, harga segini di warteg buat biaya makan 3x sehari dengan porsi KENYAAAANGGG!). Tapi makan masakan India tetep aja ngebosenin karena antar menu yang satu dan lainnya kayaknya bumbu utamanya sama: KARI!
Kami sempet stuck di daerah Chinatown dan mau ga mau makan di sana. Karena rata-rata pada jualan babi, jadi kami pilih salah satu restoran China yang pemiliknya bisa ngomong bahasa Melayu dan ada menu khusus buat yang muslim (walaupun begitu kami tetep pasrah apakah piringnya juga bekas nyediain babi apa engga). Saya sama Mila pesen menu yang harganya paling murah: nasi goreng seafood seharga 12 SGD. Pas udah disediain, JEGERR banget! Nasi goreng apaan nih?! Warnanya pucet, rasanya hambar, dan seafood-nya sedikit. Saya sama Mila cuma bisa pandang-pandangan.
Saya jadi teringat pengalaman kami di suatu malam minggu dan kami nekat jalan-jalan ke daerah yang jauh dari Depok dan baru pulang pagi bareng sama anak dugem. Kami pernah iseng masuk ke resto China di daerah Angke, yang ternyata setelah kami liat menu ternyata ga cuma BABI, tapi juga ada menu KODOK. Yah, kami pun stuck dan ga enak kalo ga jadi makan karena pelayannya udah siap notes sama pulpen. Tapi tetep aja loh menu pesanan kami enak-enak aja sesuai selera orang Indonesia.
Ketika bosen sama makanan India dan kapok makan di resto China, kami pun ke resto fastfood yang udah ga asing: Mc Donald! Tapi alangkah pusingnya saya karena ga ada NASI dan AYAM di situ. KFC pun juga sama. Aaakh..

7.       Need-to-know
Ini penting banget diketahui bagi yang belum pernah keluar negeri kalo kehidupan di sini ga sama seperti di tanah air tercinta. Nanti bisa jadi alien kayak saya.
·      Toilet ga bisa cebok!
Sumpah yaa.. Ini menyiksa banget! Dan menurut saya kayaknya ini ga cuma terjadi di Singapur, tapi juga negara lain yang ga punya budaya cebok. Oke, Singapore is more clean, more high-tec, tapi saya masih ga ngerti kenapa di WC-nya ga ada selang penyemprot atau semprotan otomatis buat cebok??!! Bahkan teknologi kayak ember sama ciduk pun ga ada. Buat orang Indonesia yang terbiasa cebok setelah buang air disarankan untuk bawa tisu basah ketika keluar negeri. Atau pake cara “gila” saya dan Mila. Kami menampung air di wastafel menggunakan gelas plastik bekas iced chocolate milkshake kami sebagai pengganti ciduk.
·      Cewek ga solat di mesjid
Kebetulan saat hari terakhir kami di sana bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Walaupun kami ga puasa sunah di hari sebelumnya, tapi kami ga mau dobel ninggalin sholat Id. Jadi ketika kami berbondong-bondong ke mesjid terdekat hotel dan mendapati ga ada space buat cewek sholat dan kami ga liat satupun makhluk akhwat di sekitaran mesjid, kami jadi bertanya-tanya. Sayangnya orang-orang muslim setempat (yang mana semuanya orang India campur Arab) ga ada satupun yang ngasih tau apa kek gitu ke saya dan Mila yang celingukan nyari teman sesama kelamin. Sampe akhirnya kami nemuin rombongan kecil ibu-ibu berjumlah 6 orang yang dari mukanya ketauan banget orang Indonesia, berjejer bikin 3 saf di belakang bak sampah! Karena cuma di situlah satu-satunya tempat yang memungkinkan cewek buat sholat. Karena ga bawa tiker, saya dan Mila minjem sarung temen-temen cowok kami buat jadi alas. Mereka sendiri sebenernya pake celana panjang dan bawa-bawa sarung cuma buat jaga-jaga gaya-gayaan.
Kemudian saya dan Mila langsung bergabung dengan ibu-ibu tadi bikin saf baru di belakang mereka. Ternyata ibu-ibu itu dari Semarang. Mereka juga ga ngerti di mana perempuan muslim Singapur pada sholat.
Sepanjang ceramah yang suaranya cuma kedengeran kayak orang bisik-bisik itu, orang-orang pada ngeliatin kami (rombongan wanita yang bikin saf sendiri) dengan tatapan aneh. Udah gitu tiba-tiba aja ada perempuan –entah Arab atau India- yang tiba-tiba lewat di belakang kami sambil neriakin supaya pergi dari situ. Tapi dia berlalu gitu aja tanpa ngasih penjelasan kenapa kami harus pergi. Beberapa lama kemudian, ada 2 orang Malaysia berwajah entah Arab atau India bikin saf baru di belakang saya dan Mila. Dia mengucap syukur karena akhirnya menemukan “teman” untuk sholat di mesjid. Salah satu dari wanita Malaysia yang memakai jilbab dan pakaian panjang tapi pake anting di idungnya, mengatakan dia udah nyari kemana-mana tapi ga ada satu mesjid pun yang ada perempuannya. Mereka malah diusir-usir karena dianggap mengganggu. Feeling saya, entah aliran atau mazhab yang berbeda, kayaknya di Singapura –terutama di mesjid-mesjid India- ga memperbolehkan perempuan sholat di mesjid. Emang sih cewek ga wajib sholat di mesjid, tapi bukan berarti GA BOLEH kaaann?? Emangnya mesjid punya cowok ajjaaa?? Jadi mentang-mentang katanya di neraka lebih banyak cewek daripada cowok, jadi cewek ga boleh berusaha masuk surga juga?? Ga boleh beribadah sama Allah di mesjid?? Emang ada ya orang pengen menjalankan ibadah itu dosa sampe diusir-usir, diliat dengan tatapan aneh kayak gitu??  *sewot*
Ketika ceramah selesai dan sholat akan segera dimulai, Mila ngebisikkin saya kalo dia takut ga denger suara imamnya. Dan ketakutan Mila terbukti dong! Alhasil selama sholat, kami celingukan nengok-nengok ke arah tempat cowok buat mastiin gerakan-gerakan sholatnya. Ga tau deh tuh berapa kali kami takbiratul ihram. Yang jelas saya sama Mila jumlahnya beda. Wallahu alam bis showab.. Cuma Allah yang tau sholat kami diterima apa engga.
Selesai sholat, Erwin BBM temen SMA saya yang tinggal di Singapura ngikut suaminya. Katanya di Singapura emang cewek-ceweknya ga ada yang sholat di mesjid. Kalo mau sholat, mendingan di Kedubes Indonesia. Hoalah..
Ga tau ya, hal ini berlaku di Singapura aja atau mungkin juga berlaku di India atau negara-negara ras Arab-Asia Selatan yang wajahnya sulit dibedakan itu. Yang jelas, saya cuma tau kalo Malaysia sama kayak Indonesia yang ga ngebeda-bedain gender buat sholat di mesjid.
·      “Aqua” botol mahal!
Sebotol air mineral atau yang gampang disebut dengan AQUA berharga S$1 atau setara dengan Rp 7.000,-. Bandingkan dengan yang di jual di warung-warung pinggir jalan Indonesia, harga Rp 3.000,- aja udah mahal karena si penjual udah ngambil untung lebih dari 100%. Kalo beli di Indomaret atau Alfamart paling-paling ga nyampe 2000 perak!
·      Bisa minum air ledeng
Karena air mineral mahal, saya sarankan untuk siap sedia sama botol minum plastik. Singapura termasuk negara maju yang air ledengnya bersih dan bisa diminum tanpa dimasak. Biasanya di beberapa sudut taman ada ledeng kecil yang gunanya untuk minum orang-orang yang lewat. Jadi daripada kita buang-buang 7.000 perak buat beli “aqua” botol, mending kita nekat ga tau malu ngisi penuh botol minum kita dari ledeng di taman. Lumanyun duitnya bisa disave buat makan atau oleh-oleh.
·      Colokan lobang 3
Urusan gadget, urusan listrik. Untuk masalah yang satu ini wajib banget kita cari tau kondisi per-listrik-an di negara yang akan kita kunjungi. Kalo di Indonesia terbiasa dengan colokan 2 lubang, di Singapura colokan listriknya ada 3. Alhasil di sana teman-teman saya yang ber-BB dan setiap harus ngecharge, kelimpungan cari pinjeman colokan lobang 3. Untung aja salah satu dari rombongan kami ada yang bawa. Tapi kalo mau ngecharge harus rela antri dan ga sampe full karena dikejar waktu. Untung aja saya satu-satunya orang yang ga ber-BB jadi batere hp saya awet :P. Perlu diketahui juga berapa volt listrik yang biasa digunakan di suatu negara. Kalo tegangannya berbeda dengan colokan listrik Indonesia, dipastikan kita harus bawa charger converter buat ngecharge.