Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 20 April 2010

Aku Bukan Seorang Ukhti

"Assalammu'alaikum ukhti, bla bla bla ..."

Ukhti. Panggilan dari seorang teman yang menegaskan bahwa saya adalah akhwat. Akhwat adalah sebutan untuk kaum perempuan muslim. Dalam pikiran saya, gambaran seorang akhwat adalah seorang perempuan yang memakai pakaian sopan tidak ketat/membentuk tubuh, rok panjang, no jeans, jilbab lebar minimal sedada dan tidak dililit-lilit atau dibentuk macam-macam, selalu memakai kaos kaki, no high heels, tidak bersentuhan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, tidak mengenal pacaran, ikutan program mentoring di mesjid/mushola, join grup rohis, senantiasa membawa Al Qur'an di dalam tasnya, meluangkan waktu untuk mengaji, bertemu orang mengucapkan salam (kalau sesama akhwat pipi ketemu pipi), mengusahakan sholat tepat waktu dan berjamaah, kalo bisa sholat sunah juga, dan lain sebagainya.

Bagi saya seorang ukhti itu terjaga lahir batinnya. Terjaga lahirnya dari pandangan para lelaki, terutama lelaki hidung belang-belang polkadot bunga-bunga. Terjaga batinnya karena selalu mengingat Dia Yang Namanya Sungguh Agung.

Tidak begitu dengan saya. Saya memakai jilbab. Tapi saya tidak memakai kaos kaki. Suka memakai jeans. Kadang-kadang jilbab saya lilit atau saya bentuk menuruti keinginan hati saya. Masih suka memakai baju yang tidak saya sadari ternyata membentuk tubuh. Bahkan paling parah beberapa hari yang lalu saya khilaf memakai legging yang menunjukkan bagaimana besarnya kaki saya dari paha hingga jempol kaki, hingga hal ini membuat seseorang menegur saya dan memastikan saya berjanji untuk tidak memakainya lagi. Sholat pun suka saya tunda-tunda waktu pelaksanaannya. Bahkan kalau terburu-buru saya menghindari sholat berjamaah (padahal terburu-buru hanya untuk having fun). Terakhir kali saya menyentuh Al Qur'an beberapa bulan lalu, yang kini tersimpan di rak buku saya, dan hanya saya pandangi ketika ingin mengambil komik. Waktu SMA saya sering bolos program mentoring yang sesungguhnya wajib hadir setiap hari Jumat pulang sekolah. Kalaupun saya datang, biasanya saya tidur, atau membuat kondisi mentoring menjadi tidak seperti seharusnya. Sangat senang melihat lawan jenis berwajah menarik, and there are still a lot of stupid things I have done.

Saya sadar saya banyak kesalahan.Saya melakukan banyak hal yang seharusnya tidak dilakukan seorang muslimah. Saya tidak tahu kapan saya sadarnya untuk menjadi seorang "ukhti" yang sesungguhnya. Saya berharap Tuhan secepatnya menurunkan hidayahNya kepada saya. Saya ingin sekali mengatakan pada teman saya itu untuk tidak lagi memanggil saya ukhti. Karena saya memang tidak pantas dipanggil oleh sebutan sedemikian mulia. Saya selalu seperti disadarkan bahwa saya terlalu banyak dosa jika mengingat image seorang ukhti yang sebenarnya.

Saya bukanlah seorang ukhti.

Sabtu, 17 April 2010

When You Do Love

Depok, 17 April 2010


"How could you love this unit so much, do?"

Kalimat sms dari seseorang untuk aldo Zaendar itu terngiang-ngiang hingga saya menciptakan suatu teori aneh. When someone loves, he/she will do anything. Objek yang dicintai ini bisa jadi seseorang atau sesuatu. Contohnya Aldo dengan MBUI. Menjadi pasukan 2005-2006, Aldo kemudian menjadi pengurus dengan posisi sebagai Manajer Danus 2007. Tahun 2008 mulai mengeksiskan diri lagi dengan menjadi ketua. Tahun 2009 lebih parah lagi. Selain menjadi Steering Committee (SC), beliau juga masuk sebagai pasukan. Tugas yang sungguh sangat tidak mudah. Tahun ini lagi-lagi beliau menjadi Steering Committee.

Saya bukan ingin memuji-muji Aldo di blog saya ini karena itu adalah pekerjaan haram -orangnya kalau Ge-eR selangit. Yang ingin lebih saya tekankan adalah rasa cinta Aldo terhadap MBUI. Sangat sedikit orang yang mau menjadi pengurus 2 tahun berturut-turut mengingat tanggung jawab dan pengorbanan yang harus dilakukan. Dan, sepertinya, Aldo adalah orang pertama -dan mungkin terakhir, yang artinya dia adalah satu-satunya- orang yang double job pasukan dan SC. Lalu apa alasan Aldo begitu 'rela' meluangkan waktu dan tenaganya di MBUI? Saya yakin banyak yang akan menjawab "eksis" dan "narsis", dan saya tidak mengelak bahwa kedua hal tersebut merupakan jawabannya. Memang pada kenyataannya Aldo memiliki skill secara teknis dan organisasi. Namun, saya lebih memandang bahwa alasan utamanya adalah begitu cintanya Aldo, dia mau meluangkan waktunya, memberdayakan skillnya, memberikan perhatiannya pada MBUI. It proves that he loves it so he gives much attention for this.



Seorang teman wanita saya -yang saya sengaja sembunyikan identitasnya jadi panggil saja dia Mawar- yang begitu menyayangi pacarnya. Dia rela menunggu dengan sabar dan berusaha sekuat tenaga hanya untuk bertemu si pacar walaupun hanya 5 menit. She loves him so much so she do anything for him, walaupun harus bersusah payah dan pada akhirnya perasaanlah yang menjadi korban.



Sebenernya masih ada contoh-contoh lain yang menggambarkan bagaimana seseorang akan mengusahakan apapun, melakukan apapun untuk sesuatu yang dicintainya. Tapi berhubung saya sudah tak kuasa menahan hasrat ingin ke "belakang" jadi saya cukupkan saja tulisan saya sampai di sini.



Tiba-tiba berpikir: begitu cintakah Tuhan pada hambaNya hingga mereka yang masih durhaka dan suka ga inget sama Dia aja masih dikasih nikmat?

Jumat, 09 April 2010

Kebodohan Saya

Jumat, 9 April 2010

Saya dulu pernah memiliki sebuah blogspot yang saya buat dalam rangka memenuhi tugas kuliah mas Irwansyah (entah mata kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi atau Electronic Publishing saya lupa). Ga tau gimana caranya, yang jelas saya berhasil membuat blog tersebut. Nah, yang saya ingat waktu itu saya belum memiliki akun gmail. Saya menggunakan akun yahoomail saya.

Setelah saya lulus mata kuliah yang mengharuskan membuat blog dan mengisinya dengan berbagai macam tugas mingguan saya tersebut, saya tidak pernah mengaktifkan lagi blog saya itu. 1-2 tahun terlewati. Sekarang saya rindu akan blog tersebut. Ingin rasanya mencurahkan hati di sana, walaupun isi-isi blog tersebut mengingatkan saya bagaimana sejarah blog tersebut dibuat dan bagaimana perjuangan keras saya untuk lulus mata kuliah tersebut dengan mendapatkan nilai terbaik.

Sayangnya, kini saya lupa bagaimana cara mengaktivasi blog tersebut. Saya lupa user dan passwordnya. Hilang tanpa jejak. Mungkin inilah akibat karena membuat blog google dengan akun yahoomail.

Biarlah semua itu menjadi kenangan. Hiks hiks! (He? Apa sih? Begini doang!)

Anyway, ini adalah tulisan perdana saya di blog terbaru yang saya buat.
Sesungguhnya -ah, penggunaan kata yang melankolis- saya dari zaman SMA sudah memiliki blog friendster. Namun, karena isinya penuh dengan tulisan kelabilan selayaknya Anak Baru Gede Lagi Nyari Identitas, saya malu jikalau menggunakannya kembali. Biarlah blog friendster itu menjadi suatu kenangan. Lagipula saya sudah tidak pernah membuka akun friendster saya lagi, walaupun masih suka dikirimin reminder brithday friendlist ke email yahoo saya.
Sesungguhnya -lagi-lagi menggunakan kata bernuansa melankolis- saya juga termasuk user aktif notes facebook. Meski judulnya notes tetap saja bisa digunakan sebagaimana blog. Hanya judulnya saja yang berbeda. Socrates berkata "apalah arti sebuah judul" (sejak kapan Socrates ngomong gitu).

Lalu tiba-tiba saya menjadi bingung! Apalah arti sebuah
notes bila sudah ada blog? Toh kedua fungsinya sama.
Hm, saya jadi berpikir. Bagaimana kalau kita bedakan.
Notes adalah tulisan yang isinya ingin kita beritahukan kepada orang-orang tertentu. Nah, di sinilah kita tahu apa fungsi dari tag. Dan satu hal lagi, orang-orang yang di-tag adalah orang-orang yang termasuk dalam daftar friendlist kita. Blog adalah tulisan yang kita buat dengan suatu misi tertentu. Tidak harus menjadi friend kita. Bahkan ada kemungkinan jika seseorang sedang googling atau searching keluarlah link blog kita.

Bagaimana dengan
blog friendster? Kan tadi saya sudah bilang, biarlah itu menjadi sebuah kenangan atas kelabilan saya dahulu. Tak usahlah diingat-ingat lagi. Bahkan kalau saya baca ulang saat inipun saya tersipu malu sendiri.

Saat ini sudah menunjukkan pukul 10.23 WIB menurut jam esia. Saya sudah melewatkan waktu lebih dari setengah jam hanya untuk membuat tulisan ini. Kenapa begitu lama? Karena saya membuatnya diam-diam di tengah jam kantor saya. Memang sedang tidak banyak yang harus saya kerjakan saat ini. Di sisi lain saya juga harus hati-hati agar tidak ketauan atasan saya apa yang sedang saya lakukan sekarang.

Saat ini saya sedang magang di suatu tempat -ga mau sebut ah, rahasia!- selama 3 bulan, sembari menunggu adanya kesempatan untuk pekerjaan tetap. Ini adalah minggu ke-2 saya magang pada saat blog ini dibuat. Saya lulus kuliah Januari 2010 kemarin. Dan jujur saja saya sedang menunggu dibukanya tes-tes CPNS yang ternyata baru ada sekitar bulan September-Oktober (lama sekali!). Kenapa saya ingin menjadi PNS? Karena itu sudah menjadi cita-cita saya sejak kecil. Anak kecil yang canggih sekali, bukan?! Saya tidak peduli terhadap pendapat
miring orang-orang tentang PNS. Memangnya kenapa?! Yang penting kerja, bukan pengangguran! Dan saya beruntung memiliki orang tua yang support terhadap cita-cita saya tersebut.

Be Te We,
sesungguhnya -penggunaan kata yang melankolis ini sungguh menggugah hati saya- dari tadi saya seharusnya sudah mengakhiri tulisan saya ini. Namun apa daya, pikiran-pikiran dalam otak saya sangat ingin eksis tampil di internet. Jadilah hingga pukul 10.40 ini saya masih mengetik tulisan. Dan ini harus diakhiri. Dari tadi atasan saya bolak-balik di depan saya. Kalau beliau melihat kemari, saya minimize window blog ini. Kalau dia pergi, saya maximize lagi. Saya jadi cape (gomong-ngomong tadi pagi ada yang sms ngeluh kecapean terus minta pijet).

Ya sudahlah ya. Saya harus benar-benar mengakhiri tulisan ini. Kalau tidak, saya tidak akan berhenti mengetik, mengetik, dan mengetik, lalu dicurigai. Kan ga lucu kalau saya disetrap bos saya gara-gara nge-
blog.

Akhir kata, wassalammu'alaikum wr. wb
.