Kejadian ini saya alami pada hari Sabtu tanggal 27 November 2010 di KA ekonomi jurusan Jakarta Kota.
Alkisah, saya akan mengikuti ujian tulis cpns salah satu kementerian di Istora Senayan. Saya pikir weekend kereta akan sepi, apalagi pagi-pagi jam 6.
Ternyata... perkiraan saya itu meleset, set, set, seeettt!!
Sama aja kayak pas weekdays, saya mesti desek-desekan, himpit-himpitan, tempel-tempelan sama penumpang lain. Saya pakai tas ransel saya di bagian depan. Dengan tujuan:
1. menghindari pencopetan
2. melindungi dada dari grepean orang
Nah, sayangnya tujuan kedua itu -yang lebih penting dari nomor 1- tidak terlalu berhasil dilakukan.
Ceritanya saya naik kereta dari stasiun Depok Baru. Ketika KA berhenti di stasiun UI, penumpang malah makin bertambah yang masuk KA. Termasuk salah satunya seorang bertampang abang-abang preman ga jelas berkumis menyebalkan. Awalnya saya agak kasihan sama si kumis terkutuk ini karena waktu masuk KA dia terdorong oleh penumpang lain dan hampir terjatuh. Setelah berhasil masuk, dia berdiri di samping saya.
Lalu, di sinilah tragedi pelecehan itu dimulai..
Awalnya ga terasa, karena dada saya tertutup sama tas ransel. Lalu saya mulai merasa dari arah samping kiri seperti ada yang menyentuh dada saya. Langsung setelah saya sadar, saya geplak tangan si penjahat kumis itu sambil saya tegur: "Mas, tangannya!"
Awalnya saya masih berpikir positif mungkin orang ini tidak sengaja menyentuh dada saya.
Tapi setelah saya tegur ternyata dia masih berusaha melakukan hal yang sama, saya pikir ini sudah bukan main-main. Saya pegang tangannya supaya tidak menjalar ke bagian depan dada. Eh malah, dia kesempatan pegang-pegang tangan saya. Brengsek!
Saya geplak lebih keras dan saya bentak: "MAS, TANGANNYA!"
Si penjahat kelamin menurunkan tangannya. Tapi tidak berhenti sampai di situ. Si kumis brengsek itu malah mencolek pantat saya. Saya geplak lagi tangannya. Ini sudah keterlaluan! Saya harus pindah tempat. Saya berusaha mencari celah di antara kereta yang penuh sesak ini. Eh malah si penjahat berusaha menempelkan testisnya ke pantat saya. JIJIK!!
Saat itu juga saya tak peduli, langsung menerobos orang-orang yang berdesakan di kereta. Saya harus pindah tempat! Air mata saya sudah berada di ujung mata. Pikiran saya tidak fokus untuk ujian nanti. Brengsek!
Untungnya ada mas-mas bertampang terpelajar berhati baik berbaju kuning yang menangkap apa yang terjadi dengan saya. Dia bertanya: "Mau tukeran tempat mbak?"
Saya langsung mengiyakan. Si mas-mas baik itu menghalangi saya dengan si penjahat terkutuk itu. Saya lihat muka si penjahat, dan tampangnya biasa aja dong! dan lebih brengseknya dia berusaha mendekati saya melalui celah-celah kerumunan manusia. Tapi Tuhan Maha Penolong dan Maha Mendengar hambaNya yang terlecehkan. Saya berhasil menjauhi posisi si penjahat.
Malah saya mendengar ada seorang perempuan yang mengeluh pada temannya kalau dia juga menjadi korban si penjahat. Emang bener-bener brengsek tuh penjahat!
Saya percaya karma itu pasti ada. Saya percaya si penjahat terkutuk itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan. Amin!