Jujur saya
saat ini ada di titik jenuh kerja. Pengen rasanya jadi housewife bersuamikan orang kaya aja supaya ga perlu kerja
kantoran. Sampai akhirnya di suatu hari saya ngerasa ga enak badan sedikit
karena masuk angin sedikit, jam7 pagi langsung sms bos dan ijin ga masuk kerja.
Ada sedikit rasa bersalah karena sebenernya saya masih cukup kuat buat ke
kantor, tapi di sisi lain girang bukan kepalang karena bisa ngelupain urusan
kantor sejenak dan leyeh-leyeh di rumah. Tapi di saat bolos inilah Tuhan ngasih
hidayah buat saya.
Emang ya
yang namanya hidayah itu dateng ga
disangka-sangka dan bisa dalam berbagai cara. Tiba-tiba aja gitu pas lagi
fesbukan nemu notes yang dipost seorang teman tentang pekerjaan. Bahwa memang
wajar jika ada suatu waktu kita ngerasa bosen dengan kerjaan kita dan rasanya
pengen stop aja. Bahwa di saat yang sama, di tempat lain ada ribuan orang yang
rela bertukar tempat dengan kita demi mendapat sebuah pekerjaan. Di mana di
suatu sisi saya ga perlu khawatir soal gaji, bonus, serta fasilitas tunjangan
dan asuransi, di sisi lain banyak pengangguran di mana-mana dan banyak pula
orang yang berpenghasilan di bawah UMR yang ga nutup pengeluaran sehari-hari.
Selesai
fesbukan, Tuhan juga seperti menegaskan lagi hidayah-Nya. Si mbok lagi nonton sinetron yang kebetulan
adegannya ada cewek yang berada
pada kondisi sulit rela kerja apapun demi kebutuhan hidupnya. Bahkan di
sinetron itu digambarin si cewek itu akhirnya dapet kerjaan “kecil” yaitu orang
yang tugasnya nganterin pesanan di sebuah toko kue. Bukan kerja kantoran yang
duduk di depan layar komputer, atau yang berhubungan dengan klien, dan bukan
juga menjadi seorang asisten Corporate
Communication di sebuah bank yang sudah cukup memiliki nama.
Seharusnya
saya mensyukuri itu semua. Seharusnya saya bersyukur atas apa yang sudah
diberikan Tuhan ke saya. Seharusnya saya ingat bagaimana saya pernah mengalami jobless selama beberapa bulan.
Seharusnya saya ingat bagaimana saya pun awalnya kesulitan mendapat pekerjaan
karena IPK yang ga mencapai angka 3. Seharusnya saya ingat bahwa sebelumnya
saya pun pernah bekerja dengan gaji yang kurang sesuai dan lingkungan kerja
yang tidak kondusif dibanding sekarang, dan bagaimana saya sangat ingin resign
dan ingin mendapat pekerjaan yang lebih baik di mana background pendidikan saya
lebih dihargai. Seharusnya saya ingat bagaimana saya berdoa memohon-mohon pada
Tuhan “I’ll do anything to get a job, I’ll work as well as I can do, I really
really want have a salary to support my life”. Seharusnya saya ingat betapa
sulit dan panjangnya tahapan tes untuk masuk ke perusahaan ini. Seharusnya saya
ingat apa tujuan utama saya bekerja.
Ah, jadi
malu sendiri. Betapa manusia satu ini bukannya berterima kasih sama Tuhan udah
dikabulin segala doa-doanya, malah sekarang ngeluh sana-sini, dan bisa-bisanya
“bolos” kerja untuk sesuatu yang seharusnya engga.
Thanks God
for reminding me from this doubtness. Thanks to give me this strength
when I’m in the top of boreness. Thanks to give me back to my spirit. Really
really want to thank You for reminding me to appreciate my wonderful life.
Thanks God for everything. Really really ove u!
Buat
temen-temen yang lagi jenuh, bosen, dan di puncak kemalasan kerja, selalu liat
ke bawah dan inget tujuan awal kita kerja apa. Semoga dengan begitu bisa
nambahin semangat kita lagi buat kerja. Huhu, jadi kangen si KomMot (Komputer
Lemot) di kantor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.