Pengalaman 2x bawa balita jalan-jalan ke luar negeri, ada banyak hal yang membuat kita mesti rela ngelebihin budget buat kenyamanan si bayi. Sekarang setiap kali ngerencanain jalan-jalan, saya dan Babeh selalu realistis buat nabung lebih giat. Gak bisa deh kita sok-sokan backpacking lagi kayak dulu.
1. Tiket Pesawat
Say bye to budget airlines. Gak dipungkiri bahwa yang bikin tiket pesawat budget airlines itu murah karena ada beberapa hal yang tidak diikutsertakan dalam biaya tiket, seperti: bagasi, makan minum, dll.
Pengalaman kami ke Australia naik maskapai A berkategori budget airlines dengan biaya Rp 10jt ber-3 PP. Tentunya tidak termasuk bagasi dan makan. Setelah diskusi panjang lebar dan berusaha realistis bahwa kami harus bawa perlengkapan bocah segambreng, kemudian kemungkinan Niqu yang akan kelaparan selama penerbangan apalagi sampe 8 jam, maka kami pun menambah biaya untuk bagasi dan makan. Total sekitar Rp 12jt.
Belum lagi jarak kursi pesawat antara di depan dan belakang yang berdekatan. Kaki jadi gak bisa selonjoran enak padahal sendiri aja udah pegel, apalagi kalo mesti mangku bayi. Sedangkan kalo pilih seat akan dikenakan charge lagi. Mahaaaalll!
Ditambah lagi dengan pesawat yang mesti transit ke 1 kota dan ternyata waktu transitnya lebih dari 12 jam. Alhasil kami harus pesan hotel lagi (budget hotel tentunya).
Kalau dihitung-hitung, better dulu kita pilih maskapai nonbudget macem GA tapi penerbangan direct hanya 6 jam dan biaya sudah termasuk bagasi 30kg dan makan.
Hal inilah yang kami rasakan ketika ke Hongkong dengan menggunakan maskapai GA. Selain mendapat tempat duduk yang nyaman, kami gak perlu repot mikirin bagasi lagi dan makan karena sudah disediakan.
Sebagai contoh, tiket pesawat ke Seoul dengan maskapai budget airlines A, tiket PP saja hanya Rp 5.6jt. Apabila ditambah bagasi 20 kilo dan makan untuk perjalanan PP, total menjadi Rp 6.9jt. Itupun pake transit dulu di 1 kota.
Sedangkan maskapai nonbudget airline GA, tiket PP ke Seoul "hanya" Rp 7.5jt sudah bagasi 30 kilo dan makan.
Buat kami, budget airline hanya cocok untuk penerbangan dengan waktu tempuh maksimal 4 jam, seperti travelling ke negara-negara ASEAN. Lebih dari itu, sebaiknya nonbudget airline saja.
Say bye to budget airlines. Gak dipungkiri bahwa yang bikin tiket pesawat budget airlines itu murah karena ada beberapa hal yang tidak diikutsertakan dalam biaya tiket, seperti: bagasi, makan minum, dll.
Pengalaman kami ke Australia naik maskapai A berkategori budget airlines dengan biaya Rp 10jt ber-3 PP. Tentunya tidak termasuk bagasi dan makan. Setelah diskusi panjang lebar dan berusaha realistis bahwa kami harus bawa perlengkapan bocah segambreng, kemudian kemungkinan Niqu yang akan kelaparan selama penerbangan apalagi sampe 8 jam, maka kami pun menambah biaya untuk bagasi dan makan. Total sekitar Rp 12jt.
Belum lagi jarak kursi pesawat antara di depan dan belakang yang berdekatan. Kaki jadi gak bisa selonjoran enak padahal sendiri aja udah pegel, apalagi kalo mesti mangku bayi. Sedangkan kalo pilih seat akan dikenakan charge lagi. Mahaaaalll!
Ditambah lagi dengan pesawat yang mesti transit ke 1 kota dan ternyata waktu transitnya lebih dari 12 jam. Alhasil kami harus pesan hotel lagi (budget hotel tentunya).
Kalau dihitung-hitung, better dulu kita pilih maskapai nonbudget macem GA tapi penerbangan direct hanya 6 jam dan biaya sudah termasuk bagasi 30kg dan makan.
Hal inilah yang kami rasakan ketika ke Hongkong dengan menggunakan maskapai GA. Selain mendapat tempat duduk yang nyaman, kami gak perlu repot mikirin bagasi lagi dan makan karena sudah disediakan.
Sebagai contoh, tiket pesawat ke Seoul dengan maskapai budget airlines A, tiket PP saja hanya Rp 5.6jt. Apabila ditambah bagasi 20 kilo dan makan untuk perjalanan PP, total menjadi Rp 6.9jt. Itupun pake transit dulu di 1 kota.
Sedangkan maskapai nonbudget airline GA, tiket PP ke Seoul "hanya" Rp 7.5jt sudah bagasi 30 kilo dan makan.
Buat kami, budget airline hanya cocok untuk penerbangan dengan waktu tempuh maksimal 4 jam, seperti travelling ke negara-negara ASEAN. Lebih dari itu, sebaiknya nonbudget airline saja.
2. Penginapan
Say goodbye to hostel. Gak mungkin bawa anak kecil ke penginapan dengan dormitori untuk banyak orang sekaligus apalagi campur dengan para traveller lain. Yang namanya balita waktu tidurnya masih ajaib. Suka-suka dia kapan mau melek atau tidur. Yang jelas tidurnya harus tenang dan nyaman. Dan tentunya gak bisa campur dengan orang lain even kita pergi sama sahabat sendiri.
Kecuali kalo anaknya banyak sampe bisa nyewa dorm sendiri, hostel baru bisa jadi pilihan.
Tapi hostel kebanyakan kamar mandinya sharing. Ini yang paling bikin gak nyaman apalagi kalo bawa balita aktif yang proses mandinya pake drama.
Jadi sekarang kami kalo pilih penginapan prefer pake Airbnb atau mentok-mentoknya budget hotel kayak Hotel Tune In di KL atau Pop Hotel di Bali. Tapi tetep jagoan saya Airbnb karena kita bisa pilih sewa apartemen yang menyediakan dapur. Lumayan bisa menghemat biaya makan dan bagasi karena kita gak perlu bawa-bawa rice cooker dan teman-temannya.
Say goodbye to hostel. Gak mungkin bawa anak kecil ke penginapan dengan dormitori untuk banyak orang sekaligus apalagi campur dengan para traveller lain. Yang namanya balita waktu tidurnya masih ajaib. Suka-suka dia kapan mau melek atau tidur. Yang jelas tidurnya harus tenang dan nyaman. Dan tentunya gak bisa campur dengan orang lain even kita pergi sama sahabat sendiri.
Kecuali kalo anaknya banyak sampe bisa nyewa dorm sendiri, hostel baru bisa jadi pilihan.
Tapi hostel kebanyakan kamar mandinya sharing. Ini yang paling bikin gak nyaman apalagi kalo bawa balita aktif yang proses mandinya pake drama.
Jadi sekarang kami kalo pilih penginapan prefer pake Airbnb atau mentok-mentoknya budget hotel kayak Hotel Tune In di KL atau Pop Hotel di Bali. Tapi tetep jagoan saya Airbnb karena kita bisa pilih sewa apartemen yang menyediakan dapur. Lumayan bisa menghemat biaya makan dan bagasi karena kita gak perlu bawa-bawa rice cooker dan teman-temannya.
3. Banyak tambahan perlengkapan
Bawa balita = bawa stroller, bawa gendongan, bawa makanan minuman sendiri, bawa mainan favorit anak, bawa popok, pakaian ganti yang banyak, tas khusus sendiri buat keperluan bayi, dan lain sebagainya. Inilah kenapa kita perlu bagasi buat bawa bawaan segambreng ini. Cabin baggage 7 kilo? MANA CUKUP!!
Bawa balita = bawa stroller, bawa gendongan, bawa makanan minuman sendiri, bawa mainan favorit anak, bawa popok, pakaian ganti yang banyak, tas khusus sendiri buat keperluan bayi, dan lain sebagainya. Inilah kenapa kita perlu bagasi buat bawa bawaan segambreng ini. Cabin baggage 7 kilo? MANA CUKUP!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.