Hooaaamm!! Ngantuukk. Udah ke sekian kali saya menguap. Kebetulan hari ini saya tidak terlalu banyak ada kerjaan dan sedikit santai.
Dan..
Sayangnya sempat terjadi peristiwa bodoh teramat sangat yang membuat saya malu bukan kepalang. Gara-gara ngantuk dan ga ada kerjaan ini saya memilih untuk membaca buku milik Putra Yuda yang berjudul The Catcher In The Rye* di bangku lobby depan ruangan kantor saya. Kebetulan di dalam kantor tiba-tiba suhu AC terasa lebih dingin dari biasanya. Jadi saya memilih keluar ruangan untuk menghangatkan badan.
Hmm..
Hangat dan nyaman duduk di bangku lobby kantor.
Saya jadi makin ngantuk.
Zzz..
Tak terasa saya memejamkan mata dan hanyut dalam buaian mimpi.
Entah berapa lama, rasanya lamaaa sekali.
Kalau berdasarkan resensi film Inception-nya Leonardo Di Caprio, 5 menit dunia nyata = berjam-jam dunia mimpi.
Ga tau berapa menit saya terlelap di bangku itu, tidur dalam posisi terduduk dan kepala terkulai ke samping kiri, yang jelas rasanya sudah lamaaa sekali waktu berjalan.
Tiba-tiba saya dibangunkan oleh seseorang.
Suara laki-laki:
"Bot, bot!! Ngapain lo?? Hahahaha.."
Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'uun
Ya Allah! Si mantan gebetan!
Ngapain dia di sini?
Dan kenapa mesti dia yang berdiri di hadapan saya dan membangunkan saya pula?
Satu kata: MALU!!
"hahaha.. lo ngapain bot tidur di depan?"
"enngg, ngantuk gue! ga ada kerjaan juga."
"hahaha.. ada-ada aja lo."
Oke, ga lagi-lagi tidur di ruang publik.
Tapi sumpah. Bangku lobby kantor depan ruangan saya itu nyaman banget.
Bahkan sebelumnya, di bangku ini, ga terasa saya ngabisin 1 jam ngobrol sama Pebi. Ngomongin tentang seseorang yang menyebalkan, dan berlanjut pada bagaimana masa depan kita, tentang pekerjaan, lanjut kuliah S2, sampe ke pernikahan.
Hmm.. Bangku oh bangku.
Bulan ini terakhir saya bekerja di sini. Nanti kalau sudah berakhir, saya ga bisa merasakan lagi betapa hangatnya duduk di bangku nyaman ini.
*The Catcher In The Rye adalah novel yang ditulis oleh J.D. Salinger dan termasuk dalam 100 buku terbaik sepanjang masa versi majalah Time. Novel inilah yang menginspirasi fans yang menembak mati John Lennon (vokalis The Beatles). Di belakang novel tersebut terdapat tulisan: Mengapa buku ini disukai para pembunuh?
Trip to Australia - Transit in Malaysia (Menara Petronas)
7 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.