Blog Archive

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 18 Juli 2010

Bapak No. 1 di Dunia

Talking about my dad.

Hmm..

Tidak tinggi
Perut sedikit buncit
Rambut agak botak

Asli perantauan dari ranah Minang. Tidak bisa menyanyi, tidak bisa menggambar, berjoget pun aneh. Sama sekali tidak nyeni. 
Ups!
Tidak, tidak. Bapak saya justru seniman handal luar biasa. Meminjam kata-kata Andrea Hirata dalam tetralogi Laskar Pelangi-nya: "Ayahku ayah nomer satu di dunia!"
Bapak saya amat suka berdendang. Bahkan liriknya hasil gubahan sendiri. Tak lupa tetap berpijak pada rima pantun a-b-a-b.

Don't forget to remember..
Jangan kaget liat ember..

Yah, begitulah kira-kira lagunya. Agak nyeleneh memang. Karena beliau seniman handal luar biasa. Tiada orang yang mengerti hasil karyanya selain dirinya sendiri. Karena memang dibuat untuk sulit dipahami.

Bapakku bapak nomer satu di dunia.
Bapak selalu bangun jam setengah 5 pagi. Mengambil wudhu dan pergi ke mesjid belakang rumah untuk sholat Subuh berjamaah. Sebelum pergi ke mesjid beliau selalu mengunci pintu depan dan membawa kunci rumah di saku baju kokonya. Untuk memastikan istri dan kedua anak gadisnya yang masih terlelap tidak diculik orang. Sepulangnya dari mesjid, beliau membangunkan istri dan kedua anak gadisnya itu untuk sholat.
Ketika sholat Magrib atau Isya, beliau mengencangkan suaranya walaupun tidak ada makmum di belakangnya. Berjaga-jaga jika ada anggota keluarga yang ingin berjamaah, bisa langsung mengikuti di belakang.

Bapakku bapak nomer satu di dunia.
Bapak tidak pernah menilai seseorang dari kelas sosialnya. Apakah dia kaya atau miskin, berasal dari keluarga berada atau bukan. Bapak menyukai orang yang tak pernah tinggal sholatnya, orang yang senantiasa mencintai Allah dan berada di jalanNya. Penilaiannya berdasarkan kecerdasan dan attitude. Bapak memberikan respeknya pada orang-orang yang mau berusaha walaupun keadaannya susah. Beliau tidak akan segan memberikan bantuan.  Bapak asli Minang. Tidak seperti stereotype orang Minang yang -katanya- pelit, bapak justru sebaliknya. Royal. Mobilnya beberapa kali ditabrak atau diserempet orang, bapak hanya ngomel. Ya itu, ngomel. Tapi tidak meminta ganti rugi.

Satu pelajaran berharga yang selalu ditanamkannya pada keluarga bahwa:
"Jika kita senantiasa memberi kepada orang lain dengan ikhlas, Insya Allah apa yang kita miliki pun tidak akan habis. Kita tidak akan menjadi susah, sebaliknya justru bertambah."

Bapakku bapak nomer satu di dunia.

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.