Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 08 Oktober 2012

Kado Ulang Tahun


24 September 1996

Hari ini aku berulang tahun yang ke-9. Aku merayakannya bersama keluarga besarku. Kami berkumpul di rumah eyang. Om dan tanteku semuanya membawa kado. Aku senang sekali mendapat banyak kado. Ada yang memberikan alat tulis, boneka, dan barang-barang lucu lainnya yang aku suka. Tapi ada satu kado spesial yang paling aku suka, yaitu buku cerita pemberian salah satu tanteku. Tanteku itu tahu kalo aku sangat hobi membaca buku cerita. Setiap hari aku selalu membaca buku cerita. Yang membuat buku cerita ini sangat spesial, akulah yang menjadi tokoh utama dalam buku cerita tersebut! Ceritanya ada seorang gadis cilik yang sedang berulang tahun, namun tidak satupun teman-temannya yang memberi ucapan. Ternyata tanpa diketahuinya, teman-temannya tersebut diam-diam mengadakan kejutan untuknya.


Sebenarnya ada 1 buku cerita lagi dengan sampul berwarna hijau, namun aku lupa menaruhnya di mana. Ceritanya tentang tarzan perempuan cilik bernama Santi berusia 9 tahun. Santi hidup di hutan bersama temannya seekor monyet dan tupai. Ia sangat kuat dan gesit melompat dari akar pohon gantung yang satu ke akar pohon gantung lain. Santi suka menolong orang lain yang sedang kesusahan dan juga menumpas kejahatan.

Aku sangat suka sekali buku cerita ini. Menurutku, buku ini tidak ada duanya di dunia karena tokoh utama ceritanya adalah aku! Bagiku kado ini adalah yang paling spesial untukku.


24 September 2008

"Selamat ulang tahun ke-21! Gue ketiduran, siapa yg ngucapin pertama..?"

Pukul 03.00 WIB. Aku yang sedang begadang mengerjakan tugas kuliahku kaget mendengar hpku berbunyi pagi-pagi buta. Kubuka inbox smsku. Ternyata dia, laki-laki yang kata sahabatku Vanya sedang mendekatiku. Aku sendiri menganggapnya sebagai teman biasa. Memang orangnya sangat menyenangkan, tapi aku tak melihat tanda-tanda bahwa dia memang menyukaiku.

"Sayangnya bukan. Lo orang ke-3 yg ngucapin setelah Vanya & Arinangke."
Message sent to Andrian.

Beberapa lama kemudian Andrian mengirimkan sms lagi yang mengajak bertemu di Pusgiwa. Aku mengiyakan. Lagipula memang aku ada perlu ke Pusgiwa untuk mengecek dokumen partitur brassband di gudang.
Kami janjian bertemu sore hari sepulang kuliah. Sekitar jam 5. Hari ini tidak ada latihan MB, paling-paling hanya segelintir pasukan yang latihan tambahan. Ketika aku sedang sendiri di dalam gudang MB, tiba-tiba Andrian menghampiriku dan menyerahkan sesuatu yang ia bungkus di dalam tas berlogo Trans TV.

"Ini.. Maaf ya jelek.."

Ketika kubuka.. Ternyata sebuah kado buatan tangan Andrian sendiri. Dari pertama melihat aku tahu dia membuatnya dari bahan-bahan bekas. Andrian merupakan anak kosan. Aku tahu bagaimana perjuangan anak-anak kosan bertahan hidup, terutama jika belum dikirimi uang dari keluarganya. Aku sangat menghargai usaha Andrian yang tetap memberikanku kado dengan cara membuatnya sendiri karena tidak punya uang. Jujur saja, aku belum pernah mendapat kado handmade buatan si pengirimnya sendiri.
Kado itu berupa kardus bekas yang dibentuk sedemikian rupa dan dihias dengan kertas warna-warni dan crayon. Juga ada ucapan selamat ulang tahun dan doa-doa untukku. Tak lupa Andrian menyelipkan fotonya sebagai identitas pengirim kado. Andrian menyerahkan kado itu dengan malu-malu, namun sayangnya hal itu diketahui oleh beberapa anak yang sedang istirahat dari latihan tambahan.
Sepulangnya dari kampus, ibu dan adikku melihat kado Andrian yang kubawa. Mereka menebak kalau aku sedang ditaksir si pemberi kado. Aku bilang bahwa kami hanya berteman biasa. Ibuku bertanya untuk apa kado itu. Mungkin kado ini tidak ada gunanya selain sebagai pajangan. Itupun jika sudah lama, aku yakin akan rusak karena lapuk. Aku menaruhnya di atas lemari belajarku. Kadang-kadang jika sudah berdebu aku bersihkan. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah membuang kado yang paling istimewa ini.

http://pangeranbelendung.blogspot.com/2012/02/spesial-tanpa-modal.html

24 September 2012

25 tahun sudah aku melewati hidupku. Dan sudah 3 tahun 7 bulan aku berpacaran dengan Andrian. Tahun ini Andrian sama sekali tidak memberikanku kado. Baik itu yang ia buat dengan tangannya, atau ia beli sendiri dengan uang hasil jerih payahnya. Aku tahu Andrian punya banyak kebutuhan yang harus ia penuhi.

Kemarin, ia datang ke rumahku membawa keluarga besarnya. Melalui encangnya yang dituakan, disampaikan maksudnya untuk melamarku. Ia sematkan cincin berbahan Titanium di jari manis kiriku.


Cincin titanium ini harganya murah dan tidak bisa dijual lagi seperti emas atau perak. Tapi tidak seperti perak, bahannya awet dan tidak akan hitam. Seperti halnya harapan untuk cinta kami, awet dan akan terus cemerlang. Cincin ini merupakan tanda ikatan bahwa aku sudah ada yang punya dan siap dinikahi. Andrian mengatakan bahwa beberapa bulan lagi, ia akan membawaku pada kehidupan kami yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.